Diupload oleh : Rosalia Surya Andhika Pendamping Desa Budaya Pandowoharjo Kabupaten Sleman
Singkat cerita pada jaman dahulu kala terdapat sumber mata air di tengah persawahan , sumber mata air tersebut biasanya digunakan untuk keperluan para petani di sawah dan kebutuhan air minum, akan tetapi karena pada zaman itu manusia serakah dengan cara pohon pohon ditebang untuk dibuat rumah dan sebagian dijual maka terjadilah kemurkaan, dan terjadi pageblug.
Pageblug adalah terjadi wabah atau banyak penyakit dimana sakit pagi meninggal malam , sakit malam meninggal pagi begitu seterusnya.
Gusti Allah membikin sumber mata air tersebut tidak surut dan semakin besar sehingga menenggelamkan persawahan dan air tersebut berubah menjadi asin sehingga ditunggui ikan laut salah satunya "gereh petek".
Petani tidak lagi bisa bercocok tanam, dan membuat keadaan warga menjadi kelaparan karena kekurangan bahan pangan.
Kemudian salah satu warga atau pinisepuh dengan nama Ki Kertosari melakukan ritual yaitu puasa 40 hari 40 malam dan mendapat kan petunjuk untuk menutup sumber mata air tersebut dengan dandang.
Petunjuk tersebut diberikan oleh KI MALANG YUDHO , penunggu dari tuk /sumber mata air tersebut, yang konon berwujud sosok gaib ular naga.
dan Ki Kertosari melakukan perjanjian dengan Ki Malang Yudho bahwa sumber air tersebut bisa berhenti dengan syarat manusia melestarikan lingkungan dengan menanam pohon disekitar.
Akhirnya dengan ditutupnya tuk tersebut dengan dandang oleh Ki Kertosari maka surutlah air tersebut dan menjadi air tawar kembali sehingga bisa menghidupi warga sekitar.
Maka di kenallah tuk tersebut dengan sebutan "TUK DANDANG"
Cerita Rakyat Karya : Anis Damayanti Pendamping Desa Desa Budaya Pandowo Harjo
Disukai oleh 0 orang
Silahkan Login terlebih dahulu apabila ingin berkomentar