Diupload oleh : Aida Fitriastuti Pendamping Desa Budaya Putat Kabupaten Gunungkidul
PUTAT merupakan salah satu kalurahan di wilayah Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul yang baru-baru ini menyandang status sebagai Desa Mandiri Budaya sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 93 Tahun 2020 tentang Desa/Kalurahan Mandiri Budaya. Menurut hasil kajian Dinas Kebudayaan DIY Tahun 2018, Desa Mandiri Budaya adalah desa otonom yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri melalui pendayagunaan dan pemanfaatan segenap sumberdaya internal desa dan eksternal (supra-desa) untuk mengaktualisasikan, mengembangkan, dan mengkonservasi kekayaan potensi budaya (benda dan/atau tak benda) yang dimilikinya melalui pelibatan partisipasi aktif warga dalam melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Luas wilayah Kalurahan Putat sebesar 6.672.225 ha yang terdiri dari 9 padukuhan yakni Padukuhan Putat I, Putat II, Putat Wetan, Gumawang, Plumbungan, Sendangsari, Kepil, Bobung dan Batur. Masyarakat di Kalurahan Putat hidup damai berdampingan dalam cultur pedesaan yang sebagian besar diantaranya bermata pecaharian sebagai petani dan pengrajin topeng, dan sebagian lainnya bermata pencaharaian sebagai pedagang, PNS, wiraswasta dan buruh.
Adat dan tradisi masih sangat kental dilaksanakan oleh masyarakat Kalurahan Putat, mulai dari upacara adat hingga upacara tradisi daur hidup. Selain itu, budaya dan tradisi masyarakat yang dilaksanakan sejak nenek moyang sampai sekarang masih dilestarikan. Kelompok-kelompok kesenian, kerajinan, pelestarian aksara Jawa, bahasa dan sastra Jawa, tata ruang arsitektur, permainan tradisional, pengobatan tradisional, dan kuliner masih dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Kalurahan Putat, sehingga pada tahun 2005 Kalurahan Putat ditetapkan sebagai Desa Budaya oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalurahan Putat juga dicanangkan sebagai Desa Wisata sejak tahun 2000, karena memang pembuatan kerajinan di kalurahan ini semakin meningkat, bahkan sering ada wisatawan yang melihat langsung pembuatan berbagai macam kerajinan yang berbahan kayu tersebut. Hampir semua penduduk mahir dalam pembuatan kerajinan mulai dari anak anak sampai dengan orang dewasa. Kegiatan pembuatan kerajinan topeng batik kayu ini terus dikembangkan sehingga akhirnya dapat dikenal hingga mancanegara.
Kalurahan Putat memiliki banyak potensi didalamnya, potensi yang paling menonjol di Kalurahan Putat adalah Kerajinan Batik Topeng. Kerajinan batik topeng di Kalurahan Putat sudah sangat terkenal baik di daerah, nasional maupun di kancah internasional. Selain itu, Kalurahan Putat juga dikenal sebagai salah satu produsen kakao dengan kualitas premium di Indonesia. Terinspirasi dari kedua potensi unggulan di Kalurahan Putat tersebut, masyarakat mulai membuat inovasi dengan memunculkan potensi batik kain. Motif batik yang diproduksi memiliki ciri khas tersendiri dengan tetap mengusung potensi unggulan di Kalurahan Putat. Dalam motif ini terdapat tiga gambar yang menjadi ciri khas Kalurahan Putat yaitu topeng panji, bunga kakao dan daun kakao. Topeng Panji berasal dari dua kata yaitu PAN dan JI, yang artinya maPAN marang kang siJI dan bermakna bahwa Tuhan itu satu. Dalam falsafah Jawa, Panji menggambarkan sebuah filosofi kehidupan yang berbudi luhur sebagai bentuk dari penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bunga kakao melambangkan sebuah cinta, ketulusan, persahabatan, dan sukacita yang menyiratkan pesona keindahan, kemewahan dan keagungan. Daun kakao melambangkan sebuah kehidupan yang bermanfaat. Daun memberikan oksigen kesejukan yang tidak hanya memberikan kehidupan dan energi bagi manusia, tetapi juga memberikan sebuah harapan. Daun yang tumbuh dari sebuah pohon juga merupakan sebuah simbol kesetiaan yang apa adanya, dari sebuah pohon kakao yang bertumbuh dengan kelebihannya. Di samping memberikan kesejukan bagi lingkungan sekitar, juga memberikan buah yang menyegarkan bagi manusia. Maka sudah sewajarnya kita sebagai manusia juga harus bermanfaat bagi sesama sebagai tujuan kita hidup di dunia ini. Ketiga gambar tersebut saling berkaitan erat sehingga membentuk satu motif yang dikenal dengan nama “Motif Batik Panji”.
Berkat statusnya sebagai Desa Mandiri Budaya, Kalurahan Putat mendapatkan Bantuan Keuangan Khusus Dana Keistimewaan Tahun 2021 sehingga mampu mendukung adanya kegiatan pelatihan batik kain. Tidak disangka-sangka motif batik Panji mendapatkan respon yang positif bagi masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan orderan batik kain motif Panji sebagai kostum kesenian dan seragam beberapa lembaga di Kalurahan Putat. Bahkan, Dewan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul juga tertarik dengan batik tersebut. Masyarakat berharap dengan adanya inovasi terbaru ini mampu meningkatkan perekonomian di Kalurahan Putat dan bersaing dengan produk-produk lainnya baik di daerah, nasional bahkan internasional (beniwijaya).
Disukai oleh 0 orang
Silahkan Login terlebih dahulu apabila ingin berkomentar