Diupload oleh : Anjar Tri Utami Pendamping Desa Budaya Sukoreno Kabupaten Kulon Progo
TRADISI UPACARA ADAT SURAN DEPOK SUKORENO 2020
Bulan Sura merupakan bulan pertama dalam sistem kalender Jawa. Tahun baru Jawa yang diciptakan oleh Sultan Agung dengan mengikuti peredaran bulan kamariah dan juga dipengaruhi sistem kalender tahun baru Islam Hijriah. Secara historis, bulan sura umumnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem nilai dan keyakinan orang Jawa, terutama pandangan sebagaian besar orang Jawa terhadap sifat wingit dan sakral bulan sura. Ada semacam keyakinan bahwa bulan sura sebagai bulan intropeksi diri, menjadikan pantangan untuk menyelenggarakan hajat seperti perkawinan, khitanan dan kegiatan lain yang berkaitan dengan upacara siklus kehidupan. Gejala ini berlaku bagi sebagian besar orang Jawa yang masih kental dengan budaya tradisi. karena ada berbagai pandangan masalah manusia menganai Bulan Sura ini, seperti masalah universal mengenai hakikat hidup, hakikat dari kerjasama serta usaha manusia berhubungan dengan alam, dengan sesamanya, bahkan persepsi manusia tentang waktu. Adanya sifat memiliki kepercayaan terhadap yang gaib, kepada alam dan sesama manusia atau hanya sekedar menghargai adanya kepercayaan itu membawa konsekuensi logis dalam diri orang Jawa untuk senantiasa melakukan “laku ritual” atau intropeksi diri dalam menyiasati hidup. Laku ritual itu kemudian diekspresikan dengan berbagai cara salah satunya tirakatan di tempat-tempat tertentu ataupun pelaksanaan upacara – upacara adat lain. Desa Budaya Sukoreno, sendiri sering menggunakan bulan suro sebagai bulan untuk pelaksanaan upacara-upacara Adat seperti Baritan atau sedekah bumi, Bersih Sendang, Ngguyang Jaran, Jamasan. Kegiatan Upacara adat Suran sendiri di Kalurahan Sukoreno telah dilaksanakan setiap tahun tak terkecuali di tahun 2020 ini.
Sabtu Wage, 5 Septemer 2020, berlokasi di Sendang Klepu, Rt.048/Rw.024, Padukuhan Depok, masyarakat Sukoreno mengadakan Upacara adat Baritan, di Fasilitasi dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY yang bersumber dari Dana Keistimewaan Yogyakarta, dan juga penggabungan swadaya masyarakat. Kegiatan tak hanya di hadiri dari masyarakat sukoreno namun juga beberapa tamu undangan yakni R. Umar Sanusi selaku Tim Monitoring Pendamping Desa Budaya Kab. Kulon Progo dan Wakil Dewan Kebudayaan Kulon Progo. Bapak L. Sujadmiko Edi S.Sn Selaku Monitoring Pendamping Desa Budaya wilayah Sukoreno sekaligus pewakilan dinas Kebudayaan DIY yang menyampaikan sambutan. Bapak Mardiyoto dari perwakilan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo yang di tanggal 3 September 2020 juga ikut hadir dan menyampaikan sambutan pada acara Baritan Bersih Sendang Sumur Dipo, Banggan Sukoreno. Sunaryo, S.Pd selaku Ketua Desa Budaya Sukoreno, Pendamping Desa/Kalurahan Budaya Sukoreno Dwi Kistiana P S.Pd, dan Anjar Tri Utami. Babinsa & Babinkambtipmas Sukoreno, dan pamong-pamong Desa/Kalurahan Sukoreno.
Upacara Adat dirangkai dengan apik menyajian Musik Sholawat Qurotta Ayun Muda Mudi Sukoreno, kemudian dibuka dengan doa, sambutan sambutan dari Ketua Panitia Pelaksanaan Kegiatan (Budiman), Lurah Sukoreno (H. Olan Suparlan ,S.Sos), Perwakilan Kundha Kabudayan DIY ( L. Sujadmiko Edi, S.Sn) selaku Tim Monitoring Desa Budaya, di sambung dengan acara inti yakni upacara adat bersih sendang/sumur Klepu, dan Tirakatan Kepungan makan bersama dengan sajian utama 19 buah ingkung, dialjutkan dengan Kesenian Sholawat Tomo Ati dari dusun Depok Sukoreno Sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk ucap rasa syukur telah diberikannya nikmat sehat, rezeki, cinta kasih dari Tuhan Allah SWT, sekaligus mengucap doa supaya dihindarkan dari terjangkitnya Vius Covid -19 atau yang akrab di telingakan sebagai Corona. Meskipun kegiatan dibatasi jumlah massa yang terbatas, tidak dapat mengadakan pentas seni Jathilan, Oglek, Angguk ataupun kesenian lain yang dapat memancing kerumunan massa, namun kegiatan tetap berjalan dengan lancar, sakral menarik, dan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni dengan tetap menggunakan masker, Cuci tangan menggunakan air mengalir, dan menjaga jarak aman. Kegiatan Upacara adat ini terus dilaksanakan sebagai wujud kepedulian, pelestarian, pengemangan Kegiatan Seni Budaya yang ada di Kalurahan Skoreno, dan menjadi kegiatan utin Desa Budaya.
Disukai oleh 0 orang
Silahkan Login terlebih dahulu apabila ingin berkomentar