Diupload oleh : Ema Yuliati Pendamping Desa Budaya Margoagung Kabupaten Sleman
Untuk melestarikan adat dan tradisi yang turun-temurun, masyarakat Desa Margoagung, Keamatan Seyegan,
Kabupaten Sleman, menyelenggarakan Upacara Bersih Desa Mbah Bregas. Selain sebagai bentuk penghormatan pada Mbah Bregas, upacara tradisi ini juga sebagai bentuk ucapan syukur atas berkah Tuhan selama satu tahun yang telah berlalu upacara adat ini dilaksanakan setiap panen pertama di musim hujan diambil hari setiap malam jumat kliwon. Hasil panen yang melimpah dan rejeki yang dinikmati warga Margoagung disimbolkan melalui gunungan. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang bahwasannya pada satu tahun terakhir ini para petani khususnya warga Desa Margoagung apa yang dikerjakan sesuai dengan pekerjaan atau profesinya telah mendapatkan anugerah dan rejeki yang banyak. Menurut legenda, Mbah Bregas merupakan cikal bakal pendiri Dusun Ngino dan merupakan pengikut setia Sunan Kalijaga yang mendapat tugas untuk menjaga dan menyebarkan agama Islam di wilayah Desa Margoagung. Konon, Mbah Bregas memiliki kebiasaan mengadakan Upacara Bersih Desa setelah panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat tetap mempertahankan kebiasaan tersebut dengan nama Upacara Adat Bersih Desa Mbah Bregas untuk mengenang perjuangannya. Dalam hal ini, penulis memunculkan beberapa permasalahan. Oleh karena itu peneliti merumuskan masalah antara lain: Bagaimana asal-usul dan prosesi Upacara Adat Bersih Desa Mbah Bregas di Desa Margoagung? Apa fungsi keagamaan dan fungsi sosial budaya Upacara Adat Bersih Desa Mbah Bregas bagi masyarakat Desa Margoagung? Mengapa masyarakat Desa Margoagung masih menyelenggarakan Upacara Adat Bersih Desa Mbah Bregas? Jenis penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian lapangan atau field research. Untuk mendapatkan data yang otentik penulis harus terjun langsung ke lapangan dalam melakukan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fungsionalisme tentang kebudayan menurut Bronislow Malinowski. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-historis dan metode penelitian budaya. Langkah-langkah dalam metode penelitian budaya adalah pertama tahap pengumpulan sumber data yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahap kedua yaitu menganalisis data. Adapun tahap yang ketiga adalah kesimpulan dan verifikasi data. Sebagai tahap yang terakhir, penulis melakukan penulisan laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan karena penulis selain ingin mengetahui sosok Mbah Bregas yang dianggap sebagai leluhur yang pertama menyebarkan Islam di Desa Margoagung, penulis juga ingin mengetahui asal-usul tradisi Upacara Adat Bersih Desa Mbah Bregas dan proses pelaksanaan upacara tersebut. Penulis tertarik dengan tradisi Upacara Adat Bersih Desa Mbah Bregas itu sendiri masih berada di Kabupaten Sleman sebagai warisan budaya milik Daerah Istimewa Yogyakarta, dan dapat dijadikan sebagai aset pengembangan wisata budaya, khususnya di Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman
Disukai oleh 0 orang
Silahkan Login terlebih dahulu apabila ingin berkomentar