Diupload oleh : Nur Kholis Hamid Pendamping Desa Budaya Tuksono Kabupaten Kulon Progo
Minggu, 4 Juli 2021, warga masyarakat Taruban Tuksono Sentolo Kulonprogo melaksanakan Upacara adat Luwaran dan Bersih Desa, upacara adat ini dilaksanakan setiap setahun sekali setelah selesainya panen padi pertama (mangsa rendheng). Upacara adat ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Gusti Allah SWT atas limpahan rejeki dari hasil pertanian dan atas dikabulkannya segala permohonan (nadzar) dari berbagai lapisan masyarakat.
Padukuhan Taruban (Taruban Kulon dan Taruban Wetan ) adalah dua Padukuhan di Kalurahan Tuksono yang masih rutin mengadakan upacara adat disetiap tahunnya (kecuali di tahun 2020 karena situasi masa pandemi covid 19). Upacara adat ini sudah dilaksanakan sejak jaman nenek moyang sampai sekarang yang dalam pelaksanaanya dari tahun ke tahun mengalami perubahan /pemgembangan kegiatan.
Dikarenakan untuk tahun 2021 ini masih dalam masa pandemi,sementara upacara adat ini harus tetap dilaksanakan, karena menurut keyakinan warga masyarakat jika upacara adat ini tidak dilaksanakan dikhawatirkan akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dimasyarakat, maka pelaksanaanya dilakukan secara sederhana dan tetap dengan mengikuti protokol kesehatan.
Dengan adanya Surat Permohonan Rekomendasi Ijin dari Bupati Kulon Progo Nomor: 360/2092 tentang ijin kegiatan Bersih Desa dan Luwaran Dusun Taruban, bahwa Tuksono diperbolehkan melaksanakan kegiatan tersebut, dengan dikawal oleh Satgas Covid Kabupaten, karena dikhawatirkan upacara adat tersebut mengundang banyak masa.
Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan fasilitasi upacara adat ini dilaksanakan secara sederhana, terbatas tanpa pengerahan massa sebagai pendukung, akan tetapi dilaksanakan sesuai ketentuan dan tetap menjaga protokol Kesehatan sehingga berlangsung khidmat.
Upacara adat ini telah dilaksanakan sejak nenek moyang warga masyarakat Taruban, dan kedepannya akan dipertahankan dan dilestarikan keberlangsungannya. Dalam pelaksanaanya, Upacara adat Luwaran dan Bersih Desa tersebut ditandai dengan kenduri agung, luwaran terhadap pinuwunan dan nadzar masyarakat, dengan kesenian tradisi tayub dan digelar pula pentas wayang.
Luwaran dimaksud untuk ngluwari atau melepaskan segala sengkala yang ada pada diri manusia dan lingkungannya, sedangkan tayub merupakan symbol kesuburan bumi. Bahkan di daerah tertentu, tayub merupakan simbolisasi Dewi Sri, dewi kesuburan tanaman padi.
Semoga kedepannya, Upacara Adat Luwaran dan Bersih Desa tetap dilestarikan oleh masyarakat Tuksono, dan pandemi segera berakhir. Adat tradisi adalah salah satu bukti cara sebagai benteng modernitas dalam kemajuan zaman. Salam Budaya…
Disukai oleh 0 orang
Silahkan Login terlebih dahulu apabila ingin berkomentar